kunci pembuka rezeki |
Potensi yang mendorong manusia untuk mau berikhtiar, pada akhirnya akan
membuahkan sebuah ‘hadiah’ yang kerap dinantikan yakni rezeki yang baik.
Karena secara makro rezeki itu sifatnya luas, maka uang dan harta
bukanlah satu-satunya sumber kebahagiaan bagi sebagian besar orang.
Mereka akan berbahagia dengan sempurna, manakala jasmani-rohaninya
sehat, hingga ia bisa bersama-sama dengan keluarganya. Ada pula yang
tetap berbahagia hidup dalam kesederhanaan, meski sebenarnya ia sangat
berkecukupan.
Dalam redaksi yang sungguh sempurna, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya
di sisi Allah pengetahuan yang tepat tentang hari kiamat. Dan Dia-lah
jua yang menurunkan hujan, dan yang mengetahui dengan sebenar-benarnya
tentang apa yang ada dalam rahim (ibu yang mengandung). Dan tiada
seseorang pun yang betul mengetahui apa yang akan diusahakannya esok
(sama ada baik atau jahat); dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui
di bumi negeri manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui,
lagi Amat Meliputi pengetahuan-Nya.” (Qs Luqman [31]: 34)
Allah Swt membuka ayat di atas dengan pengetahuan tentang Hari Kiamat.
Dia menegaskan, hanya benar-benar Zat-Nya saja yang Maha Mengetahui
kapan waktu persis Hari Akhir itu akan tiba. Allah Swt hanya menyebutkan
di dalam firman-Nya yang lain bahwa Kiamat akan datang dengan tiba-tiba
(baghtah) dan peristiwa itu teramat berat baik bagi langit maupun bumi.
Selanjutnya, Allah Swt memberikan perumpamaan fenomena alam berupa
turunnya hujan. Agar kita menyadari pada hakikatnya hujan adalah bentuk
rahmat-Nya. Ketiga, Allah Swt memberikan penegasan bahwa hanya Dialah
yang mengetahui dengan sebenarnya penghidupan dalam rahim seorang
perempuan, terlepas dari kecanggihan teknologi ultrasonografi (USG) dua
bahkan empat dimensi.
Keempat, Allah Swt memberikan potensi kepada manusia untuk berikhtiar,
namun dengan keterbatasan manusia yang tidak tahu apa yang akan terjadi
padanya terkait tempat (turunnya rezeki), barang sedetik pun. Terakhir,
penegasan-Nya tentang bagaimana, kapan, dan dimana setiap manusia akan
menghabiskan jatah usianya.
Oleh karenanya, dalam kehidupan yang amat sementara ini, hendaknya kita
menutup usia dengan ikhtiar menjemput rezeki. Rasulullah Saw telah
menunjukkan banyak cara.daintaranya :
Pertama, berbakti pada kedua orangtua. “Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya niscaya terputuslah rezeki (Allah) daripadanya.”(HR al-Hakim dan ad-Dailami)
Kedua, menyambung silaturahim. “Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi sanak-saudaranya.” (HR Bukhari)
Ketiga, tawakkal kepada Allah. “Seandainya kamu bertawakal
kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kamu diberi rezeki
seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah
kenyang.” (HR Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab Ra)
Keempat, menyayangi anak yatim. “Adakah kamu suka hatimu
menjadi lembut, dan kamu memperolehi hajat keperluanmu? Kasihanilah anak
yatim, usaplah kepalanya, dan berikanlah dia daripada makananmu,
niscaya lembutlah hatimu dan kamu akan memperolehi hajatmu.”(HR Tabrani)
Kelima, bertobat dengan sebenar-benarnya. “Wahai manusia,
bertobatlah kepada Allah, sebelum kamu mati. Bersegeralah melakukan
amalan-amalan salih sebelum kamu kesibukan dan hubungilah antara kamu
dengan Tuhan kamu dengan membanyakkan sebutan (zikir) kamu kepada-Nya
dan banyak bersedekah dalam bersembunyi dan terang-terangan, nanti kamu
akan diberi rezeki, ditolong dan diberi kesenangan.” (HR Ibnu Majah)
Keenam, perbanyak istighfar. “Barang siapa memperbanyak
istighfar maka Allah Swt akan menghapuskan segala kedukaannya,
menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang
tidak disangka.” (HR Ahmad, Abu Daud, an-Nasai, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas RA). [Ina S Febriani/rol]
kunci pembuka rezeki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar